Kuy Menjadi Nasabah Bijak dan Waspada dengan 4 Langkah Mudah

 

Saya telah menjadi nasabah BRI sejak masih SD. Sudah beberapa kali memenangkan undian dari BRI, salah satunya, undian berhadiah ponsel beberapa tahun lalu. Maka, saya harus tetap menjadi nasabah bijak, supaya terhindar dari kejahatan siber. (Dokumentasi Pribadi)

Beberapa hari lalu, saya menerima sebuah pesan pendek melalui aplikasi perpesanan WhatsApp, yang katanya berasal dari kantor pusat pelayanan pelanggan nasabah dari BRI. Ya, saya memang seorang nasabah BRI sejak mungkin 25 tahun yang lalu saat masih menjadi pelajar Sekolah Dasar. Makanya, sebagai nasabah BRI, saya paham jika bank tersebut mengirimkan pesan singkat kepada nasabah untuk lebih mendekatkan diri dengan nasabah. Semacam customer engagement.

Namun hari itu, saya mendapati jika pesan tersebut terlihat aneh dan mencurigakan. Karena nomor telepon yang dipakai adalah nomor pribadi, bukan nomor khusus. Masa sih, sebagai salah satu institusi keuangan perbankan terbesar dan tertua di Indonesia, BRI tidak mampu menggunakan nomor khusus (biasanya nomor pendek dan “angka cantik”). Iya kan? Pada pesan pendek tersebut, menginformasikan bahwa akan terjadi perubahan tarif untuk penggunaan aplikasi BriMo. Dan apakah saya langsung percaya? Tentu saja tidak, hehe.

Berhubung saya adalah orang Leo yang memang sangat sulit untuk langsung percaya pada orang lain, curigaan, cemburuan, overthinking, dan …. Ah sudahlah. Saya memang tidak langsung percaya pada isi dari pesan singkat tersebut. Apalagi, jujur, saya memang sudah pernah menjadi korban penipuan dari oknum yang mengatasnamakan institusi perbankan, sampai saya kehilangan sejumlah uang dari rekening saya. Tenang, itu terjadi saat saya masih SMA dulu, sekitar belasan tahun yang lalu, karena ya memang masih polos dan lugu saat itu, hehe.

 

Tips dan Trick ala Saya supaya Terhindar dari Kejahatan Siber

Dari pengalaman saat SMA tersebut, saya menjadi pribadi yang lebih waspada saat menerima pesan singkat atau telepon, yang berasal dari nomor asing yang mengaku-aku sebagai pihak dari salah satu bank, semisal dari BRI yang menyatakan akan membagikan hadiah tertentu. Termasuk, jika pada saat saya menerima reply tweet atau DM di media sosial dari akun palsu yang menyatakan saya menang hadiah tertentu. Saya akan mengecek kebenaran mengenai akun tersebut apakah akun resmi dari pihak bank, atau akun palsu yang berniat jahat kepada saya. Mengingat, kejadian penipuan mengatasnamakan suatu pihak bank tertentu, salah satunya BRI, sering sekali terjadi. Sudah banyak pihak masyarakat yang menjadi korban penipuan ini. Termasuk saya.

Nah, bentuk penipuan yang mengatasnamakan pihak bank, yang menggunakan media seperti pesan singkat (melalui sms ataupun melalui aplikasi perpesanan), media sosial, panggilan telepon, dan iklan di sosial media, dapat dikategorikan sebagai kejahatan siber. Dan biasanya, pelaku tindak pidana penipuan kejahatan siber ini, akan memanfaatkan kelemahan kita selaku nasabah. Dan inilah beberapa langkah ala saya, supaya dapat terhindar (lagi) dari kejahatan siber:

1.       Jangan mudah percaya dan Crosscheck

Saya sarankan, setiap kali anda menerima pesan singkat, panggilan telepon, ataupun pesan atau sebutan (mention) di media sosial, yang mengatasnamakan pihak bank tertentu. Jangan mudah percaya. Tetaplah waspada dan gunakan akal sehat.

Periksa apakah nomor telepon yang digunakan untuk menghubungi anda melalui pesan singkat dan panggilan tersebut, adalah nomor resmi dari bank tersebut. Anda bisa memeriksa melalui akun resmi dari pihak bank yang bersangkutan. Contohnya, melalui Instagram dan Twitter. Untuk akun resmi BRI di media sosial adalah sebagai berikut.

 

Pun demikian jika saat anda menerima inbox atau DM di media sosial, ataupun sebutan dan penanda dari akun media sosial yang mengaku-aku sebagai akun dari pihak bank, anda harus memastikan apakah itu akun resmi dari pihak bank tersebut atau bukan.

Jika nomor tersebut tidak terdaftar sebagai nomor telepon resmi dan akun media sosial adalah akun media palsu, tidak usah sekali-sekali menanggapi pesan singkat, panggilan telepon dan inbox dari media sosial tersebut.

 

2.       Jangan pernah membagikan informasi penting kepada pelaku

Jika anda sudah terlanjur menanggapi, pastikan anda jangan sampai lengah, apalagi sampai terhipnotis. Pada saat si pelaku meminta informasi tertentu, semisal nama lengkap anda, nama ibu kandung, kode di kartu ATM, kode khusus yang terkirim di pesan singkat, dll, jangan pernah memberikan informasi yang tepat. Kerjai saja si pelaku dengan memelesetkan informasi yang diminta.

Pasti si pelaku akan memancing emosi anda, tetaplah tenang dan waspada. Jaga kesadaran anda supaya anda tetap dapat berlaku tepat dan tidak menuruti perintah si pelaku penipuan.

Jika semisal, si pelaku melakukan panggilan telepon dan meminta anda untuk menuju ke mesin ATM dari bank anda, atau meminta anda untuk membeli voucher pulsa tertentu, pastikan anda tetap menjaga kesadaran anda. Terutama saat si pelaku meminta anda untuk membaca doa atau surat dari ayat suci kitab agama anda. Saat anda menuruti, saat itulah si pelaku memanipulasi kesadaran anda. Jangan pernah menuruti perintah apapun dari si pelaku. Jika perlu, minta bantuan orang terdekat anda untuk mengikuti dan merekam aktifitas anda saat menerima panggilan telepon tersebut, supaya orang tersebut dapat membantu anda supaya tetap tersadar, tidak terhipnotis.

3.       Konfirmasi ke pihak bank secara langsung

Jika memungkinkan, pergilah menuju ke kantor dari pihak bank yang dimaksud oleh si pelaku. Minta bantuan kepada pihak security dan Customer Service, dan beritahukan kepada mereka mengenai tindak kejahatan siber yang sudah ataupun hampir menimpa anda. Petugas Customer Service akan membantu anda untuk memblokir transaksi rekening anda, supaya saldo tabungan yang tersisa, dapat tetap aman.

Saya sendiri dulu pernah melakukan hal yang sama. Saat itu, saya menerima panggilan telepon dari oknum yang mengaku dari pihak BRI. Karena saya curiga, saya langsung menuju ke salah satu cabang BRI terdekat, yakni BRI Cabang Katamso Yogyakarta. Pihak security BRI Katamso membantu saya menerima telepon tersebut. Dan petugas Customer Service selain memblokir transaksi rekening saya, juga mengerjai si pelaku, dengan berpura-pura sebagai saya. Tak lupa saya mengucapkan terima kasih kepada bantuan dari pihak BRI Katamso tersebut.

Jika tidak memungkinkan untuk menuju ke pihak bank, maka anda dapat menghubungi nomor Call Center dari pihak bank tersebut, atau melalui akun media sosial resmi dari pihak bank. Sampaikan kejadian yang menimpa anda. Pasti petugas Call Center dan admin media sosial tersebut, akan membantu anda untuk memblokir transaksi anda.

4.       Laporkan kepada pihak yang berwajib

Langkah terakhir adalah anda dapat melaporkan kejadian kejahatan siber tersebut ke pihak yang berwajib.

Sebagai nasabah, kita harus tetap bijak dalam memanfaatkan teknologi perbankan

Komentar

  1. Bener, walaupun agak susah berharap banyak dari kepolisian paling gak tetap dilaporkan biar jadi catatan mereka kalau ada yang melakukan kejahatan siber. Semoga kita semua terhindar dari orang-orang jahat di dunia maya.

    BalasHapus

Posting Komentar